Minggu, 30 November 2008

Ayam Betina dan Sebuah Pohon Apel
Karya saduran: Arnold Lobel

Ayam betina tidur. Serigala yang menyamar sebagai pohon apel berjingkat-jingkat mendekati kandang si ayam. Pagi datang.
Ayam Jantan berkokok: Kukuruyuk... 3x
1. Ayam Betina : (menggeliat kemudian membuka jendela). Selamat pagi matahari, selamat pagi dunia, selamat pagi semuanya... Hei, sungguh aneh (heran). Aku yakin sekali, kemarin tidak ada satupun pohon aple tumbuh di tempat ini. Kenapa hari ini ada?
2. Serigala : Ada sebagian dari kami yang bisa tumbuh dengan cepat.
3. Ayam Betina : (melihat bagian bawah, heran, curiga) Aku belum pernah melihat sebuah pohon apel yang punya sepuluh jari kaki yang berbulu dan berkuku tajam.
4. Serigala : Ada sebagian dari kami yang memilikinya. Hai... ayam betina, keluarlah, kemarilah, kau akan merasa sejuk di bawah rantingku yang rindang ini.
5. Ayam Betina : (melihat pucuk pohon apel) Aku tidak pernah melihat sebuah pohon apel yang memiliki dua buah telinga yang panjang dan runcing.
6. Serigala : Ada sebagian dari kami yang memilikinya. Hei... ayam Betina, keluarlah, kemarilah, mari makan salah satu buah apelku yang manis ini.
7. Ayam Betina : Aku tak habis pikir, aku belum pernah mendengar sebuah pohon apel berbicara, punya mulut, dan juga gigi yang tajam.
8. Serigala : (Kaget) E..e... ada sebagian dari kami yang dapat melakukannya. Hai... ayam Betina, keluarlah, mari bersandar pada batang pohonku.
9. Ayam betina : Pohon Apel (memanggil) bukankah ini musim hujan?
10. Serigala : Ya... tentu saja ini musim hujan.
11. Ayam Betina : Aku pernah mendengar bahwa di musim hujan, biasanya daun pohon apel telah berguguran.
12. Serigala : O...i...iya... Ada beberapa dari kami yang begitu.
13. Ayam betina : Kalau begitu tentunya kau ini pohon apel yang luar biasa dan lain dari pohon-pohon aple lainnya.
14. Serigala : Tentu saja, aku ini pohon apel ajaib. Hai... Ayam Betina! Keluarlah, mari bermain denganku.
15. Ayam Betina : Kau bukannya ajaib, tapi tidak beres. Buah apelmu saja tidak tumbuh dari batang, tapi tumbuh dari tali.
16. Serigala : E....e
17. Ayam Betina : Aku ini si Ayam Betina yang cerdik, kau tidak akan mungkin bisa menipuku...wahai Tuan Serigala.
18. Serigala : Kau... kau...kau tahu penyamaranku rupanya. Oh, sungguh kurang ajar, keluarlah kau kalau berani. Kau sudah mengakaliku. Jangan hanya berlindung dalam kandangmu, Ayam Betina! (menggertak)
19. Ayam Betina : Tentu saja aku tidak berani melawanmu, Tuan Serigala. Apalagi semalaman hujan deras, tentunya pagi ini kau sangat kelaparan.
20. Serigala : Kau mengejekku... Aku akan menerkammu.
21. Ayam Betina : Sayang sekali Tuan Serigala, aku tidak akan keluar kandang.
22. Serigala : Kau akan kelaparan...
23. Ayam Betina : Aku tidak rakus sepertimu, Pohon Apel jadi-jadian, aku bisa menghemat makananku.
24. Serigala : sampai berapa lama kau bisa bertahan?
25. Ayam Betina : Kau ini pohon apel yang benar-benar tidak beres. Tuan Serigala, aku punya teman burung-burung kecil yang bisa terbang dengan cepat. Kau tidak mungkin bisa menangkap mereka. Nah, aku akan minta tolong pada mereka untuk mengantarkan makananku.
26. Serigala : Kau memang kurang ajar ayam betina. Kau telah membuatku marah dan semakin kelaparan.
27. Ayam betina : Lebih baik cari mangsamu di tempat yang lain saja, Tuan Serigala!
28. Serigala : Aku memang akan pergi. Tapi lain kali aku pasti akan berhasil menerkammu. (Pergi)
29. Ayam Betina : Hai, Tuan serigala! (memanggil. Serigala berhenti dan menoleh) Terima kasih pagi ini kau telah membuatku belajar untuk tidak percaya begitu saja pada apa yang aku lihat. (serigala berjalan lagi)
30. Serigala : kau bilang aku gurumu, ayam betina?
31. Ayam Betina : (ayam betina mengangguk) Bukankah belajar itu bisa dari mana saja?
32. Serigala : Tapi kau tidak mau ku makan meskipun saat ini aku sangat kelaparan.
33. Ayam Betina : kau sungguh rakus, Tuan serigala. Kemarin siang aku melihatmu menghabiskan seekor rusa bertanduk. Seharusnya kau tidak kelaparan seharian ini.
34. Serigala : Tapi aku tetap merasa kelaparan.
35. Ayam Betina : aku tahu cara mengatasi laparmu. (serigala mendekati kandang ayam)
36. Serigala : Bagaimana caranya?
37. Ayam Betina : Menari!
38. Serigala : Menari?
39. Ayam Betina : Iya... kita akan gembira dan lupa pada lapar.
40. Serigala : Tapi aku tidak bisa menari.
41. Ayam Betina : kalau begitu, kau ikuti gerakanku saja Tuan Serigala. Aku ini selain cerdik, juga padai menari.
42. Serigala : Kalau begitu kau akan keluar dari kandangmu?
43. Ayam Betina : Tentu saja tidak, Tuan. Kau juga mengajariku untuk selalu waspada. Lagi pula, kau bisa melihat gerakanku dari luar kandang.
44. Serigala : Baiklah, baiklah... mari kita menari... mari kita menari....
45. Ayam Betina + Serigala: Mari kita menari... Satu... dua... tiga... (menari bersama)
selesai

Tidak ada komentar: