Minggu, 18 Januari 2009

“The Brothers” Oleh CEmpluk

Naskah pendek

“The Brothers”

Oleh CEmpluk

TERLIHAT DUA ORANG SEDANG BERCAKAP DI ANTARA REMANG MALAM

  1. Brother 1: Apa kau mendengar kalau lubang itu terbuka lagi?
  2. Brother 2: lubang yang mana?
  3. Brother 1: lubang itu....
  4. Brother 2: Ah, aku lupa!
  5. Brother 1: Kau ini memang pelupa!
  6. Brother 2: Maklumlah, aku kan sudah tua. Umurku sudah berabad-abad lamanya.
  7. Brother 1: Kau ini suka mengigau. Eh, itu! Lubang.. Dulu, ketika masih kecil. Saat kita merasa bersalah dan ingin sendiri! Aku atau kau suka melamun di sana. Ingatkah kau? Kalau hal itu terjadi, Ayah dan ibu sampai kebingungan mencari. Ingat?
  8. Brother 2: Ya! Ibu sampai pingsan! Dan paman Joni juga ikut pigsan. Kasihan sekali, tapi aku ingin tertawa…ha..ha. Aku ingat ketika pertama kali ke sana. Itu, gara-gara kau. Karena takut ke kamar mandi, kau ngompol, dan kalau ibu mengetahuinya pasti sangat marah besar. Lalu kau kabur dari rumah. Memangnya aku tidak tahu. Diam-diam aku mengikutimu. Kau seperti orang yang sedang kebingungan, ke sana, ke mari tak tentu arah. Kemudian kau masuk ke suatu tempat.
  9. Brother 1: Dan kau diam saja? Kau tidak khawatir padaku?
  10. Brother 2: Untuk apa? Untuk pengecut sepertimu? Orang yang tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan!
  11. Brother 1: Aku takut ibu marah. Ibu mengatakan akan mengurungku di kamar mandi, kalau aku ngompol lagi. Di sana kan banyak kecoanya. Aku jijik dan alergi sama kecoa.
  12. Brother 2: Hanya karena kecoa, kau malam-malam pergi sendirian. Kau tak takut ada penjahat? Misalnya penculik. Dia akan membawa dan menjadikamu budaknya, atau lebih parah lagi, dia akan menjualmu pada orang asing. Otakmu yang mungil itu akan dikeluarkan. Ususmu..jantungmu..ginjalmu..semua organ dalam tubuhmu akan dikeluarkan dan dijual pada mereka yang butuh dan punya uang banyak!
  13. Brother 1: Kau ini saudara yang tak tahu adat! Senang sekali menghiburku dengan lelucon yang menyebalkan.
  14. Brother 2: Tapi, aku benar bukan? Ayah dan ibu, para kerabat serta para tetangga melarang anak kecil pergi malam-malam! Nanti ada penjahat atau hantu!
  15. Brother 1: Ya, hantu dan penjahatnya itu kau!

TERDENGAR SESEORANG MEMANGGIL-MANGGIL

  1. Orang: Wen…Wen….Wen..
  2. Brother 2: Kau mendengar sesuatu?
  3. Orang: Wen…Wen…
  4. Brother 2: Kau dengar tidak?
  5. Brother 1: Apa?
  6. Brother 2: Seseorang memanggilmu!
  7. Brother 1: Aku tidak mendengar sesuatu pun.
  8. Orang: Win..Win...Win..
  9. Brother 2: Sekarang dia memanggilku.
  10. Brother 1: Benarkan, kau sendiri hantunya!
  11. Brother 2: Bukan aku, tapi suara itu.
  12. Orang: Wen...Wen...Win..Win…
  13. Brother 2: Dia memanggil kita..seperti ini; Wen…Wen…Win..Win.. suaranya terdengar parau dan…
  14. Brother 1: Ada apa?
  15. Brother 2: Dia menangis, sambil memanggil nama kita.
  16. Brother 1: Mungkin itu ibu.
  17. Brother 2: Kau gila! Ibu sudah meninggal beberapa tahun lalu.
  18. Brother 1:Ibu meninggal? Kapan? Aku tidak tahu.
  19. Brother 2: Aku juga tidak tahu. Aku hanya mendengar ibu telah meninggal.
  20. Orang: Wen..Win..di mana kalian..ayo pulang…hari sudah petang nak..
  21. Brother 1: sekarang aku mendengarnya. Persis suara ibu.
  22. Orang: Win..Win..kamu harus minum obat.
  23. Brother 1: Apa kau sakit?
  24. Brother 2: Aku? Sakit apa?
  25. Brother 1: Coba, ingat-ingatlah. Kau pernah mengidap suatu penyakit?
  26. Brother 2: Sudah aku katakan! Aku tidak sakit. Aku sehat, sejak kecil. Ehm...ehm...Cuma mencret..
  27. Brother 1: Itu namanya sakit. Walupun sepele, tapi kalau dibiarkan saja, penyakitmu itu akan tumbuh, dan lama-kelamaan bisa membuatmu mati.
  28. Brother 2: tidak mugkin! Aku hanya mencret! Dan sekarang sudah sembuh! Apa kau melihatku ke toilet terus. Tidak kan?
  29. Brother 1: Aku tidak tahu, mungkin kau kecret di celana. Ha..ha..
  30. Brother 2: Sudahlah, aku capek! Aku mau istirahat sebentar. Jangan bangunkan aku! Biarkan aku terlelap sampai pagi!
  31. Brother 1: Baiklah, aku juga mau istirahat.

SEORANG IBU DATANG SAMBIL MEMBAWA PAYUNG

  1. Ibu: Wen..Wen..Win...Win..di mana kalian? Jangan main petak umpet! Sudah malam. Iya ibu menyerah. Ayo nak, pulang! Ibu sudah masak makanan kesukaan kalian. Jangan buat ibu takut (MENANGIS)
  2. Brother 1: Aduh! Suara siapa itu? Berisik sekali! Nyonya sedang apa?
  3. Ibu: aku sedang mencari kedua anakku. Mereka main di luar, dan sampai sekarang belum pulang. Aku sangat khawatir sekali. Tadi mereka mengajakku main petak umpet..Hiks..hiks...
  4. Brother 1: Sudah Nyonya, saya akan membantu mencari mereka. Namanya siapa Nyonya? Wen dan Win.
  5. Brother 1: mereka kembar?
  6. Ibu: iya..

BROTHER 1 KAGET MENDENGAR UCAPAN SANG IBU TADI.

  1. Brother 1: kembar? (berkata pada diri sendiri) aku juga punya saudara kembar.
  2. Ibu: Iya, mereka kembar. Kalau yang satu sakit, maka yang lain juga akan sakit. Kalau yang satu sedih, maka yang lain juga akan merasakannya dan sebaliknya.
  3. Brother 1: Sudahlah ibu, jangan bersedih, pasti mereka akan ketemu.
  4. Ibu: Terima kasih nak. Kau sangat baik sekali.

MEREKA TERUS BERJALAN SAMPAI PAGI, NAMUN TAK MENEMUKAN APA YANG MEREKA CARI

  1. Ibu: Wen..Wen..Win...di mana kalian...ibu tidak akan marah lagi. Ibu janji.
  2. Brother 1: memangnya kenapa Nonya?
  3. Ibu: Sebenarnya mereka sedang tidak main petak umpet, tapi mereka kabur sejak beberapa hari yang lalu. Aku sudah mencarinya ke mana-mana, namun hasilnya nihil. Nol besar. Sampai aku bertemu kau.
  4. Brother 1: ada masalahkah Nyonya?
  5. Ibu: Tidak. Bukan masalah yang besar, Cuma kenakalan anak kecil biasa.
  6. Brother 1: Nyonya sudah melaporkan kejadian ini pada polisi?
  7. Ibu: sudah. Hiks..hiks..
  8. Bother 1: lalu?
  9. Ibu: mereka tidak mau tahu. Hiks..hiks..

DATANG BROTHER 2 DENGAN MEMBAWA SELEBARAN

  1. Brother 2: Wen, kau di situ rupanya. Aku ingin memperlihatkan sesuatu. Lihatlah!
  2. Brother 1: Selebaran biasa.
  3. Brother 2: Bacalah isinya.
  4. Brother 1: Telah ditemukan dua anak kecil. Umur sekitar 10 tahun. Memakai kaos warna putih, celana pendek dan sandal jepit warna biru dan merah. Keterangan lebih lanjut, datang ke kantor polisi di jalan Ampera No. 5 Wahayangan. Apakah ini anak-anak ibu?
  5. Ibu: Iya. Sepertinya. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan mereka.
  6. Brother 2: Kita berdoa saja Nyonya. Sebaiknya kita ke sana.
  7. Brother 1: Aku setuju. Mari Nyonya!
  8. Ibu: Mari

MEREKA KE LUAR PANGGUNG, BEBERAPA SAAT KEMUDIAN MUNCUL BROTHER 1 DAN 2

  1. Brother 2: Aku bingung.
  2. Brother 1: Kenapa?
  3. Brother 2: Kau lihat kedua anak kecil tadi. Mereka mirip dengan kita. Saat kita kabur dulu. Kaos putih, celana pendek dan sandal jepit. Mungkinkah ini kebetulan?
  4. Brother 1: Mungkin saja. Kita tidak pernah tahu rahasia Tuhan.
  5. Brother 2: Tuhan. Sejak kapan kita tinggal di lubang ini? Gua ini pengap dan busuk, seperti mulutmu.
  6. Brother 1: seperti mulutmu juga.
  7. Brother 2: Tempat ini sangat gelap. Aku takut!
  8. Brother 1: Syukurlah, sekarang kau mengakuinya!
  9. Brother 2: Aku lebih takut dari yang kau duga selama ini.
  10. Brother 1: Oh ya, aku ingat. Wanita itu mirip ibu, dan...
  11. Brother 2: Dan apa?
  12. Brother 1: Anak kecil tadi mati karena kehabisan oksigen.
  13. Brother 2: Mirip kita?
  14. Brother 1: Mirip kita beberapa puluh tahun yang lalu, atau berapa ratus tahun yang lalu?
  15. Brother 2: Sekarang kau yang mengigau. Masuklah, sebentar lagi mungkin akan turun hujan. Mereka mati, dan kita masih di sini, hidup dengan gua atau kau lebih senang menyebutnya lubang Wen-Win.

Tidak ada komentar: